Saturday, December 21, 2013

Kasus Hacking Paling Heboh Tahun 2014

Seiring tahun lewat, kasus hacking atau peretasan semakin seringkali berlangsung. Kasus peretasan umumnya bersasaran untuk mengambil data-data tertentu saja yang dipunyai target. Tapi ada juga peretasan yang bersasaran menghancurkan data atau sistem tertentu saja sehingga berdampak kerusakan digital.


Kasus hacking terbaru yang berlangsung ialah peretasan Sony Pictures Entertainment yang merangsang ketegangan antara Amerika Serikat dengan Korea Utara pada 2014 ini. Namun Sony bukan satu-satunya. Sepanjang 2014 ini ada sejumlah peretasan paling menghebohkan yang berlangsung di dunia :

1. Peretasan Sony Pictures Entertainment

Peretasan terhadap Sony Pictures Entertainment berlangsung pada 24 November 2014. Hari itu para karyawan perusahaan perfilman itu mendapatkat kejutan aneh: satu gambar tengkorak warna merah muncul di komputer-komputer mereka.

Bersama dengan itu, tampil jua pesan bahwasanya ada rahasia perusahaan yang akan dibocorkan. Email perusahaan pun ditutup, akses VPN bahkan Wifi dipadamkan seiring tim admin IT mereka berusaha memberantas penyusup itu.

Kaspersky
Pesan hacker yang meretas Sony Pictures
Selanjutnya berlangsung kehebohan besar. Kelompok peretas yang mengaku sebagai Guardian of Peace (GoP) pun menyebarkan lebih dari 40GB data rahasia perusahaan tersebut.

Di antara data yang bocor itu termasuk data medis karyawan, penghasilan, tinjauan kinerja, bayaran untuk para selebriti, nomor jaminan sosial, serta salinan sejumlah film yang belum dirilis.

Ada prediksi bahwasanya peretasan ini masihlah akan berbuntut panjang. Para peretas mengklaim ada total 100 TB data yang sukses mereka curi, termasuk semua database email. Data 40GB yang sudah dibocorkan, cumalah bagian kecil dari itu.

Terkait peretasan ini, Amerika Serikat (AS) mengumumkan bahwasanya pelakunya ialah Korea Utara. Namun tuduhan itu dibantah. Bahkan negeri komunis itu sempat menawarkan kerjasama untuk menyelidiki pelakunya.

2. Bocornya 56 Juta Kartu Kredit PelangganThe Home Depot

Pada September 2014, perusahaan retail AS The Home Depot mengumumkan telah jadi korban aksi peretasan. Peristiwa itu membikin 53 juta alamat email serta 56 juta info kartu kredit dan kartu debit kustomer bocor.

Peretas The Home Depot telah masuk ke dalam sistem komputer perusahaan semenjak April. Dia masuk ke dalam komputer internal perusahaan dengan mefaedahkan info yang dicuri dari vendor pihak ketiga lalu. Baru lima bulan selanjutnya perusahaan itu mengetahui sistem keamanannya telah dijebol.

3. The Fappusing
Kasus peretasan ini ialah yang paling heboh -- sebelum berlangsungnya peretasan terhadap Sony. Terutama karena yang dibocorkan ialah foto-foto “polos” para selebriti Hollywood.

Salah satu yang menjadi sorotan ialah foto tanpa busana milik aktris Jennifer Lawrence, namun ada juga foto selebriti lain seperti Kate Upton, Kaley Cuoco, Hayden Panetierre serta Kirsten Dunst.

Peretas dikabarkan mendapat foto-foto itu dengan cara menyusup ke dalam akun iCloud 100 orang selebriti. Selanjutnya dia menyebarkan 500 foto ke dalam forum 4chan.

CEO Apple Tim Cook membantah bahwasanya iCloud bisa dibobol dengan gampang oleh peretas itu. Namun pasca kejadian tersebut, Apple menambah keamanan iCloud dengan cara mengirim peringatan via email jikalau ada orang yang berusaha memindahkan isi penyimpanan berbasis cloud itu ke tempat lain.

4. Snappusing

Pasca peretasan The Fappusing mereda, muncul peretasan Snappusing. Ini ialah sebutan untuk kasus peretasan terhadap aplikasi berbagi foto Snapchat.

Total ada 13GB data, 98 ribu foto dan video milik pengguna Snapchat yang bocor ke publik. Semua foto itu disebarkan dalam forum 4chan, hingga akhirnya ada juga yang mengunggahnya ke layanan unduh peer-to-peer Pirate Bay.

5. Kegelagapanan di TweetDeck

Seorang remaja 19 tahun di Austria mendapatkat ada celah ke manan pada TweetDeck, aplikasi yang populer dipergunakan untuk mengelola sejumlah akun Twitter. Celakanya, celah tersebut bisa dipergunakan untuk membikin akun Twitter orang lain menjadi zombie.

Tekhniknya ialah dengan mengirimkan satu kode JavaScript di dalam Tweet sehingga akun milik orang lain dipaksa untuk meng-RT kicauan dari akun pengirim. Remaja itu sudah memberitahukan Twitter menyangkut celah keamanan temuannya, kitangnya sudah ada orang lain yang mefaedahkannya sebelum celah tersebut diperbaiki.

6. Peretasan Bitcoin

Peretasan Bitcoin ini berlangsung pada situs penjualan obat Silk Road 2.0 pada Februari lalu. Administrator situs tersebut mengumumkan bahwasanya sekitar 4.400 Bitcoins senilai 2,6 juta dollar AS habis “ditambang” peretas.

“Keringat kita mengucur deras seiring mengetik kabar ini. Saya mesti mengabarkan sesuatu yang umum berlangsung di komunitas ini: kita telah diretas,” tulis Defcon, administrator situs tersebut.

Namun itu bukan satu-satunya peristiwa peretasan Bitcoin. Bulan berikutnya, muncul satu kabar perihal upaya peretasan Bitcoin mempergunakan Pony botnet. Pelakunya sukses membajak sekitar 85 dompet virtual dan menambang uang digital senilai 220 ribu dollar AS.

Kasus peretasan bermotif Bitcoin tersebut semakin banyak berlangsung seiring dengan diterimanya mata uang digital itu dalam transaksi keuangan.

7. Regin, Alat yang Meretas Pemerintah


Regin ialah malware yang pernah membobol sistem keamanan Uni Eropa dan satu operator telekomunikasi di Belgia. Peristiwa pembobolan tersebut berlangsung pada 2011 dan 2013, namun malware yang dipergunakan untuk membobolnya baru diketahui sekarang.

Regin bukan sekadar malware biasa. Malware ini ialah alat mata-mata yang bisa dipergunakan untuk membajak kesemuaan jaringan serta infrastruktur tertentu saja. Program jahat ini dirancang untuk tetap tak terdeteksi selama bertahun-tahun.

Fitur paling hebatnya ialah satu komponen yang membikinnya bisa membajak stasiun telekomunikasi GSM sehingga penyerang bisa mengendalikan semua jaringan komunikasi.

Pembuat Regin masihlah misterius. Namun banyak yang mepercayai malware canggih ini dibikin oleh departemen intelijen Inggris Government Communication Headquarters (GCHQ) dengan bantuan National Security Agency (NSA).

0 komentar: