Jim Geovedi lahir di Lampung pada 28 Juni 1979 ialah seorang pakar keamanan tekhnologi info (hacker) ternama asal Indonesia yang mempunyai reputasi kelas dunia. Pada tahun 1998-1999, sesudah lulus SMA, Geovedi menjalani kehidupan sebagai seniman grafis di Bandar Lampung.
Jim ialah seorang hacker asli Indonesia dengan reputasi global. Ia selalu hilir mudik Berlin, Amsterdam, Paris, Torino, hingga Krakow untuk menjadi pembicara dalam pertemuan para hacker internasional.
bersama kapasitasnya dalam bidang hacking, dalam satu pertemuan hacker dunia, Jim memperagakan cara meretas satelit. Ia bisa merubah arah atau menggeser posisi satelit. Saat ini Jim Geovedi tinggal di London dan mendirikan perusahaan jasa sistem keamanan tekhnologi info bersama rekannya. Dia menangani para klien yang membutuhkan jasa pengamanan sistem satelit, perbankan dan telekomunikasi. Dua tahun terakhir, dia mengaku tertarik memekarkan artificial intelligence komputer.
Kesanggupannya diakui secara internasional. Selain bekerja sebagai konsultan sistem keamanan info, dia juga tercatat sebagai pemilik saham dua buah perusahaan yang bergerak di bidang Teknologi Informasi. “Waktu kerja gue cuma dua jam sehari. Nyante banget, tetapi penghasilannya memuaskan. Sisa saatnya gue sebut leisure time. Bebas merdeka. Mau jalan-jalan atau riset terserah gue,” tuturnya.
Belajar hacking secara otodidak tanpa kuliah
Jim Geovedi membuktikan sekolah bukan satu-satunya jalan menuju sukses. Meski tak pernah menginjak bangku kuliah, pemuda ini bisa mendapat penghasilan puluhan juta rupiah setiap bulannya. Dia kini bekerja sebagai konsultan information security di Bellua Asia Pacific.
Lalu, dari mana Jim mendapat kapasitas di bidang hacking dan tekhnologi info tersebut? Yang jelas bukan dari bangku kuliah. Jim belajar secara otodidak.
Saat melawan ujian akhir SMU, orang tuanya meninggal dunia. Sebenarnya ia diterima di satu perguruan tinggi negeri dan sempat memaksakan diri kuliah, tetapi tak lama selanjutnya putus di tengah jalan karena tak tersedia cukup biaya.
Akhirnya Jim pun cuma nongkrong di rumah selama dua hingga tiga bulan sampai dihinggapi rasa frustrasi. Sampai pada suatu saat seorang kawannya menawarkan pekerjaan menolong mengetik dokumen-dokumen di komputer.
Tempat ia bekerja tersebut berdekatan dengan kantor konsultan perencana. Kebetulan, kantor itu kekurangan tenaga. Singkat cerita ia pun menolong bekerja di kantor tersebut. Dari situlah langkah awalnya belajar mengobrak-abrik komputer dan internet.
Dari iseng mengotak-atik program, ia merasa tertantang untuk lebih serius belajar memahami komputer. Jim mulai mendalami dunia sekuritas info semenjak 1997. “Kebetulan gue masuk komunitas chatting yang pas, sehingga bisa seperti sekarang. Tadinya gue kira chatting itu cuma buat cari gebetan. Tetetapi, rupanya dari dunia itu gue justru termotivasi mendalami dunia hacking,” ujarnya.
Motivasi itu mendorong Jim melaksanakan riset sendiri selama dua tahun. Usaha kerasnya membuahkan hasil. Namanya kian berkibar di komunitas sekuritas underground. Ia selanjutnya ikut aktif memekarkan sistem operasi komputer, FreeBSD dan OpenBSD , serta aplikasi yang menyangkut dengan sekuriti lainnya.
Jim bekerja sebagai security sistem engineer Bellua Asia Pasific, satu perusahaan konsultan tekhnologi info. Dia juga sibuk sebagai pembicara di berbagai macam even seminar tekhnologi info. Niatnya sederhana: berbagi pengetahuan. Jim juga membuktikan, jikalau dipergunakan dengan benar pengetahuan dan kapasitas hacking rupanya sangatlah berguna dan menjanjikalaun.
Betikut wawancara lengkap Deutsche Welle dengan Jim Geovedi:
Apa saja yang pernah kamu hack?
Saya tak pernah meng-hack…jikalaulaupun ya, kita tak akan mengungkapkannya dalam wawancara, hehehe. Tapi kita banyak dibayar untuk melaksanakan tes sistem keamanan. Saya punya konsultan perusahaan keamanan untuk mengetes aplikasi dan jaringan. Klien kita mulai dari perbankan, telekomunikasi, asuransi, listrik, pabrik rokok dan lain-lain.
Bagaimana kamu mendirikan reputasi sebagai hacker?
Saya tak memulai dengan menghack sistem, selanjutnya sesudah populer membuka identitas dan mendirikan bisnis sistem keamanan. Sejak awal, kita lebih banyak bergaul dengan para hacker dunia ketimbang Indonesia, dan dari sana kita seringkali diundang menjadi pembicara seminar atau diwawancara media internasional. Beberapa tahun sesudah itu kita mulai diperhatikanlah seksama di Indonesia.
Tahun 2004, kita diminta menolong KPU, di mana saat itu data pusat penghitungan suara Pemilu sempat di-hack. Saya disewa untuk mencari tahu siapa pelakunya. Hasilnya, seorang hacker Indonesia juga, bernama Dani Firmansyah akhirnya ditangkap.
Ketika wireless baru masuk Indonesia tahun 2003, kita sudah diminta menjadi pembicara di Kuala Lumpur perihal bahaya sistem itu. Tahun 2006, kita diminta menjadi pembicara isu sistem keamanan satelit, dan itu yang mungkin membikin nama kita naik.
Kabarnya kamu bisa menghack satelit?
Ya, bisa. Satelit itu sistemnya cukup unik. Orang yang bisa mengontrol satelit mesti tahu A sampai Z perihal satelit. Dan satu-satunya cara ialah anda mesti masuk ke ruang operator atau terletak dalam situasi kerja sang operator dengan meretasnya. Dari sana anda akan memahami semua hal: satelit ini diluncurkan kapankah, bagaimana cara kontrol, sistem apa yang dipergunakan.
Setelah itu anda akan bisa memahami: oh di sini toh kelemahan sistemnya. Itu semua total insting. Semakin seringkali anda mempelajari kasus, jikalau berhadapan dengan kasus lain, anda akan bisa melihat adanya kesamaan pola. Kalau anda sudah melihat kesamaan pola, maka anda akan tahu.
Satelit mana saja yang pernah kamu hack?
Itu satelit klien kita ha ha ha … satelit Indonesia dan satelit Cina.
Apa yang kamu laksanakan dengan satelit itu?
Saat itu kita diminta mengetes sistem keamanan kontrol satelit, dan kita melihat: oh ini ada kemungkinnan untuk digeser atau dirotasi sedikit, lalu ya kita geser… dan itu membikin mereka gelagapan karena agak susah membalikan satelit itu ke orbit. Untung mereka punya bahan bakar ekstra. Mereka bilang: Oke, cukup! Jangan diteruskan! Satelit yang dari China bisa kita geser tetapi jikalaulau yang dari Indonesia kita ubah rotasinya.
bersama kapasitas seperti ini, bagaimana kamu menangani godaan?
Kalau mau, kita bisa mengontrol internet semua Indonesia. Saya bisa mengalihkan traffic data, kita bisa mengamati traffic yang keluar ataupun masuk Indonesia. Saya bisa memodifikasi semua transaksi keuangan. bersama kapasitas kita itu mungkin saja dilaksanakan. Tapi buat apa? Saya termasuk orang yang bersyukur atas apa yang kita punya. Saya tidak punya interest berkelebihan soal bahan.