Wednesday, September 17, 2014

Ekonomi Makro Indonesia Dalam Perekonomian Indonesia

Ekonomi makro Indonesia - Definisi dari ekonomi makro Indonesia adalah suatu sistem yang mempelajari perihal perubahan ekonomi di indonesia yang membawa dampak besar terhadap masyarakat, market, dan juga perusahaan. bersama kata lain ekonomi makro indonesia adalah sistem yang melaksanakan analisis menyangkut segala bentuk perubahaan keadaan ekonomi indonesia untuk mencapai hasil analisis paling baik. Bentuk perubahaan ekonomi yang dimaksud di sini melingkupi perihal perkembangan ekonomi, tenaga kerja, dan kestabilitasan harga, serta tercapai atau taknya kesimbangan neraca yang dilaksanakan secara berkesinambungan.

Namun perlu diketahui juga bahwasanya karakter ekonomi indonesia ini termasuk dalam kategori Small Open Economy yang berarti bahwasanya keadaan perekonomian indonesia didampaki tak cuma karena perekomian di dalam negeri namun juga didampaki oleh perekonomian yang berlangsung di negara-negara maju serta sejumlah negara yang termasuk negara sasaran ekspor. Itu artinya Indonesia punya tantangan tersendiri untuk berusaha menyeimbangkan market keuangan internasional dengan market keuangan nasional.

Di sini lain ada juga tiga variabel yang ada dalam ekonomi makro Indonesia yang pada kenyataannya mempunyai cakupan lebih luas dalam perekonomian Indonesia.

Tiga Variabel dalam Ekonomi Makro Indonesia :

  1. Nilai Tukar Rupiah
  2. Tingkat Suku Bunga
  3. Inflasi
Konsumsi privat, pengeluaran pemerintah, impor dan ekspor, serta investasi adalah didampaki oleh ketiga variabel tersebut di dalam request agregat.

Semakin membaik atau taknya request agregat itu terkait semakin baik atau taknya varibel di atas. Dan supaya perekonomian indonesia dapat berkembang sesuai kemauan masyarakat dan pemerintah maka mesti mendapat penanggulangan yang seimbang. Hal ini dikarenakan selain request agregat ada juga penawaran agregat yang melingkupi market tenaga kerja dan tekhnologi atau yang kita kenal dengan IPTEK.

Seperti info yang lalu menyangkut perkembangan ekonomi Indonesia di tahun 2011, saat itu menurut RAPBN 2011 diperkirakan perkembangan ekonomi mencapai angka 6,4% yang berarti merasakan pusingkatan 0,6 persen lebih tinggi daripada tahun 2010 yang cuma sebesar 5,8 %. Dan perkiraan perkembangan ekonomi di tahun 2012 – 2014 diperkiraan mencapai angka antata 6,4% sampai dengan 7,7%. 

Namun seperti pada artikel sebelumnya menerangkan bahwasanya perkiraan ekonomi Indonesia 2013 baru akan mencapai angka 6,8%.


Dan menyangkut kerangka asumsi makro ekonomi Indonesia yang diakui pemerintah selama ini selalu mempertimbangkanlah baik factor eksternal maupun internal dalam penetapannya.

Factor eksternal yang akan memdampaki ekonomi makro Indonesia yakni :

  • Harga minyak mentah internasional cenderung stabil
  • Perekonomian global diperkirakan akan tumbuh pada level yang moderat
  • Proses pemulihan terhadap perekonomian global.

Factor internal yang akan memdampaki ekonomi makro Indonesia yakni :

  • Hutang terhadap PBB yang terus merasakan penurunan.
  • Optimalisasi terhadap anggaran belanja negara.
  • Meningkatkan mutu pembangunan infrastruktur.
  • Fiscal Sustainability tetap terdukung dengan terkendalinya konsolidasi fiskal.
  • Terkendalinya penerapan target inflasi.
Selain penjelasan di atas, ada juga sebahagian pihak mempunyai asumsi dan skenario makro ekonomi Indonesia hingga tahun 2025 mentiba. Seperti video yang dikutip dari Youtube berikut ini :


Jika dilihat dari sisi makro, nilai tukar mana uang juga ialah salah satu variabel penting bagi keadaan ekonomi Indonesia. Sesuai dengan data dari BI (Bank Indonesia) tahun 2010 dan 2011 rupiah merasakan penguatan nilai tukar sebesar lebih dari 3,8% walaupunpun di sejumlah hari pada bulan-bulan tertentu saja nilai tukar rupiah merasakan pergerakan melemah. Demikian juga yang kita amati di tahun 2012. Melemahnya nilai rupiah di sejumlah waktu tersebut salah satu pemicunya dikarenakan keadaan market yang tak menentu sehingga membikin para pelaku market cenderung menunjukan penurunan aktivitas pada market uang sehingga mengakibatkan rupiah melemah.


Sebenarnya, nilai tukar rupiah masihlah mempunyai berkemungkinan untuk lebih menguat ladi dan lebih stabil lagi karena keadaan makro ekonomi di dalam negeri saat ini lebih baik jikalau diperbandingkan dengan keadaan ekonomi global. Namun ada penghalang yang mengantisipasi rupiah untuk terus menguat, yakni terkandung sejumlah investor dari luar yang masihlah melepas saham pada market ekuiti lokal.

Di lain pihak kenaikan mata uang di Asia memperlihatkan dukungan juga terhadap pergerakan mata uang di dalam negeri. Dan pemerintah juga terus berusaha untuk mengantisipasi anjloknya nilai rupiah supaya stabilitas keadaan ekonomi Indonesia tak terganggu. Selain itu juga pemerintah bersasaran untuk menekan tingkat inflasi.

Terjadinya inflasi diakibatkan karena meningkatnya harga barang secara umum dalam waktu yang berlangsung terus-menerus. Hal ini juga diakibatkan sejumlah factor yang menyangkut dengan mekanisme market, yakni :
  1. Meningkatnya daya konsumsi masyarakat.
  2. Terhambatnya pendistribusian barang.
  3. Spekulasi yang memicu konsumi karena berlebihnya likuiditas di market.
Selain sejumlah penjelasan di atas menyangkut ekonomi makro Indonesia, sebenarnya ada satu masalah lagi yang juga menjadi masalah utama ekonomi di Indonesia, yakni jumlah penduduk miskin yang masihlah cukup besar. Menurut data terakhir dari Badan Statistik Nasional bulan Maret tahun 2012 saja angka kemiskinan Indonesia masihlah mencapai angka 11,96% atau sekitar 29,13 juta jiwa. Meskipun sudah merasakan pusingkatan dari tahun 2011 yang mencapai angka 12,49% atau sekitar 30 juta orang. Yah, mungkin ini masihlah menjadi tugas pemerintah lagi untuk menekan angka kemiskinan di Indonesia yang juga mempunyai dampak besar terhadap keadaan ekonomi di Indonesia. Tentunya hal ini tak terlepas dari dukungan dan bantuan kita semua.

0 komentar: