Apa itu Indikator MACD dalam dunia trading forex?
MACD merupakan singkatan dari Moving Average Convergence Divergence adalah indikator dalam trading forex yang diciptakan oleh Gerald Appel dengan mengambil formulasi mirip Moving Average atau yang biasa juga disebut dengan MA. Di dalam MACD terdapat dua bagian yaitu MACD Histrogram dan tiga garis MACD. Tiga garis MACD tersebut mempunyai fungsi dan nama yang berbeda–beda yaitu Triger Line, Centre Line dan MACD Line.
Untuk lebih jelasnya coba perhatikan gambar berikut:
Kita akan mengetahui alasan mengapa MACD disebut mengambil formulasi yang sama dengan MA. Mari kita lihat asal dari garis-garis di atas (MACD line, triger line, Histogram, dan centerline):
MACD line: Secara default formulasi MACD line ialah: XMA12 - XMA26 yaitu merupakan selisih dari XMA periode 12 dengan XMA periode 26. Oleh karena alasannya ialah memakai XMA, maka sifat-sifat MACD juga akan seperti sifat-sifat dari XMA yaitu menunjukkan sinyal yang lebih dini dibandingkan MA lainnya.
Triger line: Secara default, triger line ialah XMA9 yang merupakan garis pemicu.
Centerline: Garis biasa. Merupakan garis nol yang membatasi antara histogram negatif dengan histogram positif.
Histogram: Formulasi untuk histogram adalah: MACD line - Triger line. Digunakan sebagai indikasi untuk overbought/oversold.
Bila Anda sudah cukup handal dalam indikator ini, maka Anda bisa bereksplorasi dengan memakai periode XMA yang berlainan. Mungkin terlintas di pikiran kita mengapa kita harus repot-repot memakai MACD yang padahal hanya pengurangan dari XMA saja? Tidak demikian pada kenyataannya. Melalui formulasi sederhana dan mirip ini ternyata MACD bisa menunjukkan isu bukan hanya sekedar trend yang akan terjadi tetapi bisa lebih dari itu. MACD dapat digunakan untuk mengetahui peralihan momentum yang dinilai besar/kuat atau pun lemah, juga bisa dipergunakan untuk mengetahui kondisi overbought/oversold pada pasar yang bisa saja memicu peralihan trend.
MACD untuk Perubahan Trend: Ini ialah kegunaan khas dari MA yang digunakan MACD sebagai MACD line dan triger line. Cara membaca peralihan trend dari kondisi Bullish menuju Bearish dan sebaliknya sama dengan cara kita membaca peralihan trend pada MA. Garis yang digunakan untuk membacanya ialah MACd line dan triger line. Perhatikan lagi gambar di bawah ini:
Centerline: Garis biasa. Merupakan garis nol yang membatasi antara histogram negatif dengan histogram positif.
Histogram: Formulasi untuk histogram adalah: MACD line - Triger line. Digunakan sebagai indikasi untuk overbought/oversold.
Bila Anda sudah cukup handal dalam indikator ini, maka Anda bisa bereksplorasi dengan memakai periode XMA yang berlainan. Mungkin terlintas di pikiran kita mengapa kita harus repot-repot memakai MACD yang padahal hanya pengurangan dari XMA saja? Tidak demikian pada kenyataannya. Melalui formulasi sederhana dan mirip ini ternyata MACD bisa menunjukkan isu bukan hanya sekedar trend yang akan terjadi tetapi bisa lebih dari itu. MACD dapat digunakan untuk mengetahui peralihan momentum yang dinilai besar/kuat atau pun lemah, juga bisa dipergunakan untuk mengetahui kondisi overbought/oversold pada pasar yang bisa saja memicu peralihan trend.
MACD untuk Perubahan Trend: Ini ialah kegunaan khas dari MA yang digunakan MACD sebagai MACD line dan triger line. Cara membaca peralihan trend dari kondisi Bullish menuju Bearish dan sebaliknya sama dengan cara kita membaca peralihan trend pada MA. Garis yang digunakan untuk membacanya ialah MACd line dan triger line. Perhatikan lagi gambar di bawah ini:
Persis mirip hukum pada pembacaan MA, pada MACD berlaku hukum apabila MACD line memotong triger line dari bawah ke arah atas maka akan terjadi perubahan trend menuju Bullish trend. Dan berlaku juga sebaliknya, apabila MACD line memotong triger line dari atas ke arah bawah, maka akan terjadi perubahan trend menuju Bearish trend
Kita juga bisa memakai MACD sebagai indikator overbought dan oversold. Situasi overbought atau jenuh beli merupakan sebuah indikasi bahwa pasar telah mengalami kejenuhan dalam membeli mata uang yang bersangkutan. Jika ini yang terjadi maka diramalkan akan mulai terjadi penurunan harga dalam beberapa saat kemudian. Begitu juga dengan oversold yang artinya itu kira-kira jenuh jual. Jika telah terjadi oversold maka diramalkan akan terjadi penguatan harga menuju titik resistance-nya.
Perhatikan gambar dibawah:
Perhatikan ketika histogram beranjak naik ke atas dan berada di atas centerline (gari nol) maka harga cenderung bergerak naik dan sebaliknya ketika histogram bergerak turun dan menuju area negatif, maka harga juga bergerak turun. Garis di bawah centerline (area minus) merupakan wilayah yang disebut oversold area dan di atas centerline (area positif) merupakan wilayah overbought. Penurunan harga itu sendiri terjadi pada saat histogram meninggalkan area yang bersangkutan.
Overbought dan Oversold pada MACD
Kita juga bisa memakai MACD sebagai indikator overbought dan oversold. Situasi overbought atau jenuh beli merupakan sebuah indikasi bahwa pasar telah mengalami kejenuhan dalam membeli mata uang yang bersangkutan. Jika ini yang terjadi maka diramalkan akan mulai terjadi penurunan harga dalam beberapa saat kemudian. Begitu juga dengan oversold yang artinya itu kira-kira jenuh jual. Jika telah terjadi oversold maka diramalkan akan terjadi penguatan harga menuju titik resistance-nya.
Perhatikan gambar dibawah:
Perhatikan ketika histogram beranjak naik ke atas dan berada di atas centerline (gari nol) maka harga cenderung bergerak naik dan sebaliknya ketika histogram bergerak turun dan menuju area negatif, maka harga juga bergerak turun. Garis di bawah centerline (area minus) merupakan wilayah yang disebut oversold area dan di atas centerline (area positif) merupakan wilayah overbought. Penurunan harga itu sendiri terjadi pada saat histogram meninggalkan area yang bersangkutan.



0 komentar: