Thursday, July 26, 2018

Mitos Seputar Asuransi

Rendahnya kesadaran masyarakat untuk membeli satu produk asuransi dikarenakan adanya prediksi-prediksi menyangkut kerugian atau ketakleluasaan yang akan didapatkankan jikalau kamu membeli produk asuransi. Benarkah demikian?

 

Inilah yang perlu diluruskan. Asuransi jiwa ialah bagian penting dari perencanaan keuangan. Tetetapi, salah pengertian menyangkut asuransi jiwa bisa mengantisipasi orang untuk mendapatkan faedahnya. Kelak, ketika berlangsung masalah, ia baru sadar semestinya sudah semenjak lama membeli asuransi. 

Agar kamu tak termakan gosip atau omongan orang menyangkut asuransi jiwa (yang belum tentu saja benar), akan lebih baik kamu kenali dulu mitos-mitos seputar asuransi jiwa yang paling populer.

1. Orang yang masihlah muda dan lajang tak membutuhkan asuransi.

Adakah orang yang merasakan kerugian ketika kita meninggal dunia? Bagaimanakahpun juga, walaupunpun kita tak bergantung pada orang lain, kita tetap akan meninggalkan utang kartu kredit, cicilan rumah, pinjaman tunai, hingga biaya pemakaman. 

Kebijakan asuransi jiwa umumnya akan menutup biaya-biaya ini. Semakin cepat, atau semakin muda kamu membeli asuransi, kamu bisa mendapatkan premi yang lebih rendah. Asuransi juga akan menjamin biaya-biaya yang kamu keluarkan bila kamu merasakan masalah kesehatan kelak.


2. Hanya orang yang sudah mempunyai anak yang butuh asuransi.

Menurut Michael Bonevento, senior financial advisor di Ameriprise Financial Services, Inc., mereka yang kawin dan kawin dengan anak, atau kawin dengan anak berkebutuhan khusus, mungkin punya kewajiban membeli asuransi. 

Meskipun begitu, ada banyak contoh di manakah para lajang juga mempunyai asuransi. Ketika si lajang tiba dari keluarga yang kurang berada, ia bisa meninggalkan klaim asuransi untuk keluarganya bila berlangsung masalah padanya. Jadi, ia mengambil asuransi untuk memastikan keluarganya tak merasakan masalah keuangan saat ia sudah tak ada.


3. Jika perusahaan sudah ngasih asuransi, untuk apa lagi membeli asuransi? 

Banyak perusahaan yang menyediakan asuransi jiwa atau asuransi kesehatan untuk karyawannya, yang nilainya mungkin setara dengan penghasilan kamu setahun. Hal ini mungkin saja ialah benefit bagi kamu, tetapi bagaimanakah jikalau kamu tak bekerja lagi di perusahaan tersebut? 

Bukankah kamu tak bisa meramal kapankah kamu akan merasakan resiko-resiko yang mungkin berlangsung? Bagaimanakah jikalau mendadak kamu mesti dirawat di rumah sakit? Mungkin akan terlambat jikalau kamu baru membeli asuransi ketika sudah membutuhkannya untuk mengantisipasi kerugian uang yang mungkin muncul akibat resiko itu.


4. Asuransi jiwa umumnya terlalu mahal.

Saat akan membeli asuransi, kamu akan diberi pilihan untuk biaya premi yang sesuai dengan kemampuan kamu. Premi yang dipilih orang yang masihlah muda tentu saja akan lebih rendah daripada orang yang sudah mapan. Selain itu, selain dibayar tahunan, ada pula premi yang bisa dibayar bulanan. Nilai premi ini bisa kamu tingkatkan ketika keadaan keuangan kamu semakin baik.


5. Semua kebijakan asuransi sama.

Namanya juga produk atau barang dagangan. Masing-masing pastii punya kelebihan dan ketidaklah sempurnaan, yang diwujudkan dalam bentuk kebijakan. Kebijakan tersebut mungkin mempergunakan istilah yang sama, namun substansi menyangkut apa yang di-cover bisa tidaklah sama.

Jadi saat kamu membeli produk asuransi, jangan sekadar mempertimbangkanlah harganya saja. Bacalah baik-baik kebijakan yang diberikan supaya kamu tak merasa ditipu belakangan.


6. Ibu rumah tangga tak perlu membeli asuransi.

kamu mungkin tak mempunyai penghasilan, tetapi kamu tentu saja tetap mesti menyediakan fasilitas yang dibutuhkan oleh keluarga. Misalnya, kesehatan anak, kebutuhan sandang-pangan, perawatan rumah, dan lain sebagainya. 

Bila suami mendadak meninggal dunia, atau tak mampu bekerja lagi, kebutuhan-kebutuhan tersebut tentu saja mesti kamu penuhi sendiri. Nah, asuransi jiwa dapat menjamin keamanakahn kamu saat pasangan tak lagi tiba untuk memenuhi kebutuhan kamu.


7. Membeli asuransi itu rumit.

Memang dibutuhkan waktu untuk memproses pembelian asuransi kamu, termasuk persesasaran permintaan asuransi yang kamu ajukan. Namun saat ini financial planner alias agen asuransi sudah menerapkan jemput bola. 

Artinya, merekalah yang mentibai kamu dan mengurus segala sesuatunya. Bila kurang jelas dengan hak-hak dan kewajiban kamu, kamu juga bisa mengaksesnya sendiri di website-nya. kamu juga bisa membandingkan sendiri dengan produk asuransi lainnya. Jika masihlah kurang jelas, kamu bisa menjadwalkan pertemuan lagi dengan agen kamu.


8. Kalau kita ikut asuransi jiwa, itu artinya kita tak percaya perlindungan Tuhan.

Ketika kita meninggalkan mobil/rumah, apa kita mengunci pintunya atau tak ? Bila kita percaya akan perlindungan Tuhan, tentu sajanya kita tak perlu mengunci pintu sama sekali, karena Tuhan akan menjaganya buat kita. 

Tuhan ngasih akal & pikiran kepada manusia supaya manusia bisa berpikir. Sama seperti Tuhan ngasih akal budi supaya kita mau mengunci pintu mobil / rumah ketika meninggalkannya dan tak menjadikan Tuhan sebagai penjaga rumah / mobil anda, maka Tuhan juga ngasih akal budi pada kita supaya kita bisa menjaga diri dari hal-hal yang tak terduga dengan mengambil proteksi asuransi dan tak menyalahkan Tuhan ketika berlangsung hal-hal yang tak di hendaki.


9. Asuransi susah klaimnya, bahkan seringkali tak membayar.

Kalau asuransi susah klaimnya dan berbelit-belit, maka bisnis asuransi pastii akan terus mengecil karena tak ada orang lagi yang mau berasuransi. Kenyataannya bisnis asuransi terus bertumbuh setiap tahunnya. Mengapa asuransi jiwa tak membayar klaim bisa di baca di sini


10. Ikut asuransi jiwa itu berarti kita akan segera meninggal.

Kalau semua nasabah asuransi jiwa segera meninggal tak lama sesudah ikut asuransi, maka perusahaan asuransi pastii sudah bangkrut semenjak dulu, karena bagaimanakah bisa membayar klaim nasabah yang nilainya tak sebanding dengan premi yang dibayarkan. 

Justru fakta menunjukan kebanyakan nasabah asuransi berumur panjang karena di doakan oleh segenap karyawan dan agent asuransi, sehingga tahun depan dan tahun-tahun berikutnya nasabah bisa tetap membayar premi asuransinya sehingga mereka semua tetap bisa bekerja dan di penghasilan oleh perusahaan.


Sumber :
http://www.asuransi.web.id/artikel-asuransi/mitos-perihal-asuransi 
http://lipsus.kompas.com/asuransi/read/2011/10/24/13354352/7.Mitos.Membeli.Asuransi.Jiwa

0 komentar: