Thursday, July 26, 2018

Tips Memilih Asuransi (Umum)

Membeli asuransi dapat dikatakan gampang-gampang susah, karena ada banyak pertimbangan yang mesti diperhatikanlah seksama. Apalagi dengan tingginya persaingan antara perusahaan asuransi seperti sekarang ini. Namun ada berapa factor penting yang mesti kamu ketahui sebelum kamu membeli asuransi. Nah, apa saja tips memilih asuransi? Berikut ulasannya.



1. Memahami diri.

Sebagai pemegang atau pembeli asuransi, kita mesti tahu benar dan jelas kebutuhan kita. Produk asuransi begitu banyak dan bervariasi. Pemilihan yang sesuai kebutuhan mesti menjadi prioritas.

Pada tahap awal, asuransi kesehatan sangatlah dibutuhkan pihak yang mulai mengumpulkan investasi asuransi. Asuransi kesehatan menanggung biaya pengobatan, termasuk jikalaulau mesti rawat inap. Selanjutnya, asuransi jiwa menanggung resiko atas ketakpastiian dimasa mentiba.

Asuransi ini ngasih jaminan sejumlah dana untuk keluarga yang ditinggalkan bila pemegang polisnya meninggal dunia. Artinya, kita memindahkan resiko yang dihadapi keluarga di masa mentiba kepada perusahaan asuransi.

Apabila kedua asuransi ini telah dimiliki, selanjutnya kita memerlukan asuransi atas barang yang dimiliki. Misalnya, asuransi rumah bebas dari kebakaran, asuransi mobil atas kehilangan atau kecelakaan bisa dibikin juga termasuk pihak ketiga.

Jika sudah mempunyainya, baru dipikirkanlah asuransi yang sangatlah spesifik dan ditawarkan kepada publik. Misalnya, asuransi jabatan pekerjaan atau asuransi frofessional indemnity. Asuransi ini dibutuhkan dokter, broker saham, dan MI.


2. Mencari asuransi yang dihendaki dan ditawarkan perusahaan asuransi. 

Perusahaan asuransi banyak menawarkan produknya dan sangatlah bervariasi antara satu perusahaan dan lainnya. Untuk produk ini, pembeli produk asuransi mesti mentelitii produk yang ditawarkan tersebut. Bila perlu, pembeli bisa berkonsultasi dengan kawan-kawan atau ahli asuransi. 

Ketika mentelitii produk tersebut, pembeli mesti memahami bahasa hukum dari brosur produk yang ditawarkan. Premi produk yang sama bisa tidaklah sama untuk sendiri-sendiri asuransi.


3. Memperhitungkan kemampuan atas asuransi yang akan dibeli. 

Bila pembeli ingin cuma asuransi, premi tersebut ialah satu biaya, bukanlah investasi. Tahun berikutnya pembeli mesti membayar premi lagi dan mendapatkan akan ada kenaikan premi dikarenakan adanya inflasi atau biaya yang dikeluarkan perusahaan asuransi. 

Jangan memaksakan diri jikalaulau tak mampu untuk asuransi tersebut. Lebih baik menunda dan melaksanaka tahun berikutnya. Bila pembeli memaksakan diri, pos lain mesti dikorbankan supaya dapat membeli produk asuransi. 


4. Mencocokkan produk asuransi dengan kemampuan dana. 

Ini ialah proses mengambil keputusan untuk pemilihan produk asuransi yang akan dibeli. Jika produk asuransi yang dihendaki ada berapa, dan ditawarkan tak cuma oleh satu perusahaan, itu ialah informasi yang sangatlah bagus bagi pembeli karena ada pilihan.


5. Membahas isian produk asuransi dari perusahaan asuransi yang sudah terpilih sesuai kemampuan dana.

Pembahasan ini sangatlah penting karena brosur yang diberikan untuk dibaca seringkali kali diabaikan, dan kita kurang teliti. Semua brosur dan informasi dari agen penjual akan lebih baik didiskusikan dengan pihak yang mengerti hukum, supaya pilihan lebih terjamin.

Karena mambutuhkan biaya, pembeli dapat bertanya kepada kawan, atau “kawan dari kawan“ yang memahaminya. Biaya kecil seperti makan siang bolehlah ditanggung untuk menambah luas pengetahuan kita.


6. Memilih perusahaan asuransi juga tak kalah penting. 

Pembeli asuransi mesti jelas dan berhati-hati supaya tak salah pilih. Pembeli asuransi mesti mengetahui rekam jejak perusahaan. Status kepemilikan perusahaan kadang juga menjadi factor pemilihan, tetapi bukanlah factor utama.

Ada perusahaan asuransi yang masihlah kecil, tetapi rekam jejaknya sangatlah dapat dipercayai. Pembeli asuransi bisa bertanya kepada nasabah atau pembeli asuransi dari perusahaan tersebut. Bahkan, bisa bertanya kepada pihak yang sudah pernah dibayarkan asuransinya sesuai perjanjian.

Perusahaan yang besar juga seringkali kali melaksanakan ketakwajaran. Sering kita dengar bahwasanya perusahaan asuransi sangatlah getol kala menagih premi, tetapi sangatlah susah saat pencairan klaim asuransi. Keterlambatan pencairan klaim umumnya karena perusahaan masihlah melaksanakan penyilidikan atas suatu kejadian yang mengakibatkan munculnya klaim.

Kepemilikan asing atau lokal juga seringkali menjadi pilihan. Pemilik asing biasanya lebih berpengalaman diperbandingkan dengan lokal. Namun, pembeli bisa menilai sendiri menyangkut karakteristik ini. Manajeman yang baik akan selalu memerhatikan nasabahnya. Biasanya perusahaan asuransi melaksanakan pertemuan dengan nasabahnya untuk berkenalan sehingga produknya banyak dibeli.


7. Menantibaani perjanjian asuransi. 

Tahap ini perlu diperhatikanlah seksama secara saksama apa isi perjanjian sesuai penawaran dan kemauan kita. Pembeli jangan tergoda dengan kalimat bahwasanya semua sudah sesuai kemauan kamu. Bila jawabannya ialah bahan yang baku dari perusahaan, pembeli mesti berhati-hati dan minta ditunda supaya sesuai kemauan pembeli. Apa yang tertulis dalam perjanjian menjadi pegangan sendiri-sendiri pihak.

Dalam membeli produk asuransi, pembeli selalu bertemu agen penjual. Jangan tergoda dengan sikap agen yang ingin cepat-cepat pembelian ditutup karena pembeli bisa salah dalam mengambil keputusan. Pembeli hendaknya tak memperhatikanlah secara jelas gelagat sangatlah berminat terhadap satu produk. 

Keberhati-hatian sangatlah dibutuhkan. Dana pembelian bukanlah milik orang lain, tetapi milik kamu. Kerugian atau resiko atas kesalahan pembelian asuransi tetap ditanggung pembeli, bukanlah pihak lain. ( ADLER HAYMANS MANURUNG, praktisi Keuangan) 



Sumber :
http://www.jiwasraya.co.id/detailberita.php?id=179&lang=id

0 komentar: