Apa yang ingin diraih dari investasi ? tentu saja saja imbal hasil. Imbal hasil bisa bersifat bahan, bisa pula bersifat sosial [memanglahnya ada ?]. Ada, Cing ! Semisalnya Ente meminjamkan uang kepada kawan yang membutuhkan modal dengan perjanjian sharing saham, padahal Ente tak berminat, namun Ente masihlah saja memutuskan untuk berinvestasi kepada usaha kawan Ente, maka Ane percaya bahwasanya keputusan Ente menanamkan modal -semuanya disokong oleh pertimbangan sosial. Ente sudah bermurah hati. Dan Ane percaya ganjaran Ente kelak bisa ditemui di Sorga dalam bentuk yang jauh lebih baik [Omongan Lu kayak Pak Haji Aje !]. hehehehe .. tetapi khan ada benarnya, Bos.
![]() |
| sumber gambar : forum.detik.com |
Begini-begini, terlepas dari keputusan yang bersifat sosial tadi, sebenarnya ber-investasi pastiilah didasarkan ingin mendapatkan laba. Nah, "iming-iming" mendapatkan laba cepat bermodal modal nekat ini seringkalikali menggiring seseorang terperangkap dalam Lembah Hitam investasi bodong [Pyuh ! bahasa Lu hiperbolis bingiitts]. Iya, Bro. Manusia mana, sih, yang tidak "ngiler" mengimajinasikan investasinya berkembang 100% dalam waktu 2 minggu, atau, manusia mana, sih, yang tidak "ngengkol" jakun saat ditawarin investasi dengan imbal 3000 % dalam waktu setahun. Nggak ada, Bro. Ane percaya tidak ada. Yang tidak tergiur tawaran "gitu-gitu" itu cuman ayam dan bebek. Selama manusia yang ditawarin masihlah waras dan bernafas, mereka sudah pastii tergiur. Namun dapat dipastiikan manusia yang tergiur itu ialah manusia yang tak berpengetahuan dalam hal finansial, atau istilahnya tak "melek" terhadap investasi jenis "Asbabul Abab" [apaan lagi, tuh ? jangan pake istilah planet lain napa !]. Investasi Asbabul Abab ialah investasi yang berkembang dan bertahan hidup dengan cuma mengandalkan omong kosong para marketingnya.
![]() |
| Investasi Bodong (sumber : OJK) |
Nah, berapa sih imbal hasil wajar satu investasi ?
Macem-macem, Bro. Banyak parameter yang menentukan. Namun parameter utamanya ialah jenis investasi.
Semisalnya investasi di bidang Property, di sejumlah lokasi yang premium, imbal hasil pertahun bisa mencapai 50% hingga 100%. Tapi tentu saja saja angka tersebut taklah linier sepanjang tahun, karena tentu saja saja, investasi ini didampaki oleh supply-demand yang jelas-jelas bersandar pada daya beli masyarakat.
Untuk investasi di bidang per"saham"an, imbal hasil dalam keadaan normal rata-rata mencapai 20%. Tapi tentu saja saja investasi jenis ini mempunyai potensi kerugian yang sebanding dengan "gain" yang akan diraih. Sedangkan untuk turunan dari saham, semisalnya "option", memanglah mempunyai imbal yang lebih besar dari investasi saham, tetapi patut dicatet, potensi kerugian juga semakin tinggi seandainya investor tak membekali dirinya dengan pengetahuan yang dapat memperkecil resiko. [tumben, serius amat bahasanya]. Jadi, semisalnya ada agen atau marketing nawarin jenis investasi yang menghasilkan imbal hasil di atas 20%, namun dia mengatakankan jikalau uang akan ditaruh di satu deposito, maka sudah pastii alias haqqul yaqin bahwasanya investasi tersebut masuk dalam kategori ASBABUL ABAB. Bisa termehek-mehek kalo Ente sampe kena jeratan investasi jenis ini.
Kasus lain Reksadana, berapa sih imbal Reksadana ini ? bisa 10% - 15 %, terkait jenis reksadana yang diambil, serta terkait pula kepiawaian dari manajer investasi. Pengalaman Ane yang pernah ditelepon Marketing satu magement asset Reksadana, beliau berkata jikalau pengalaman tahun 2014, reksadana yang mereka kelola sanggup menghasilkan imbal hasil sebesar 10%, padahal nih, Bro, management asset mereka sejumlah kali meraih penghargaan sebagai salah satu management asset paling baik di Indonesia. Dan Ane percaya ucapan dia memanglah jujur sebab data tersebut memanglah masuk akal.
Tipe investasi lain ialah Obligasi. Berapa sih imbal hasil obligasi ? Sukuk Ritel Negara tercatat mengeluarkan yield pertahun antara 8.17-8.75%, sedangkan Obligasi korporasi 7.6% -10.8%. Tentu saja Obligasi korporasi biasanya sedikit lebih besar di banding Obligasi yang dikeluarkan oleh negara.
[wait-wait .. obligasi Ntu apaan, sih ? Gua bingung, Bro] Yaelah .. mulut Ane ngomel sampe kesemutan, Ente baru nanya sekarang. Obligasi itu Surat Utang. OBLIGASI ITU SURAT KASBON. Ntar Penerbit Surat Kasbon itu ngasih "ongkos terima kasih" kepada Ente-Ente yang sudah sudi minjemin uang dalam wujud yield per tahun. Lumayan, kan ?!
Lain lagi apaan ya ? Nah iya, Deposito, Bro ! Deposito bisa dilihat di Bank-Bank langganan Ente. Biasanya dicantumin di papan skor, eh salah, papan pengumuman yang itu-tuh, ada kurs rupiah terhadap dollar segala. Coba cek, semenjak dua tahun terakhir, imbal deposito terletak di kisaran 6.25%. Angka segitu belum termasuk pajak pemenang, eh salah, pajak investor yang biasanya 20%. [yaahh kecil, dong !] . Kecil sih kecil, yang penting goyangannya [Emang Lu pikir lomba joged agustusan ?!!]. HEHEHE.
Yang lebih kecil lagi tabungan, Bro. Coba cek aja. Seingat Ane cuman 4%. Dan apalah arti 4% dibanding inflasi real yang mencapai 10%. Yang jelas dengan menyimpan duit cash di celengan semar, sama artinya duit Ente dicopet tuyul sebesar 10% setiap tahun. Dan jikalau Ente menyimpan duit di bank untuk kebutuhan investasi, maka camkan !, itu sama artinya memabaikan duit Ente dikemplang Babi Ngepet sebesar 6% setiap tahun. Waspialah !! Waspialah !!!
Selepas ini apa anda masihlah berani ngikut investasi macam MMM (Manusia Mengemplang Manusia) ?
www.richwayout.blogspot.com (artikel investasi)


0 komentar: