Masihkah menabung awal kaya ? mmmm .. bisa iya, bisa tak, yang jelas menabung membuat kita dekat dengan customer service, teller, dan securities di bank. Betul, ga ? Nggaaakk !
Banyak penasehat finansial bilang [bukan kita loh, ya], bahwa menabung bukan lagi awal kaya. Konon kata mereka, menabung alias menyimpan uang cash cuma cocok dipergunakan untuk sedia payung sebelum hujan alias keadaan darurat. Berapa besaran keadaan dana darurat ?. Ah, tentu saja beda sendiri-sendiri orang. Tergantung dari besaran pengeluaran individu tiap bulan. Kalau setiap hari menuntut makan steak onta arab yang harganya limaratus ribu misalnyanya, tentu saja uang di kantong yang cuman seratus ribu akan menjadi darurat bagi perut orang tersebut [tuh, kan, mulai ngaco lagi]. Oke-oke, istilahnya akan gue ganti. Pengeluaran yang lebih besar dari penghasilan istilahnya ialah "Besar lingkar perut daripada tali kolor".
Dana darurat menurut mereka para pakar finansial ialah sebesar 12 kali pengeluaran bulanan. "Wow ! kecil banget ya". Iya-iya, jikalaulau semisalnya Ente sanggup dan kuat mengikuti gaya hidup cicak yang cuman makan laron.
Semisalnya nih, pengeluaran bulanan 5 juta, tentu sajanya dana darurat yang disediakan ya 60 juta. Dana tersebut mesti bisa "dilaksanakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya" sanggup terletak di tangan kita. bersama dana tersebut, diasumsikan selama satu tahun mentiba, kita-kita ini diharap bisa mencari sumber penghasilan lain supaya keadaan tanggap darurat tersebut segera selesai.
Nah, kembali ke topik. Mengapa menabung bukan lagi menjadi awal kaya. Konon, nih, sekali lagi kabarnya loh ya ... Imbal hasil dari menabung sudah kedodoran melawan inflasi. Inflasi ini ialah maling. Maling yang puaaaliiingg halus. Raja gendam aja kalah. Bayangkan .. inflasi ini dalam setahun secara real sudah hampir 10 %. "Eh, kata siapa ? ga sampe segitu tuh kata BPS". Iya-iya, angka pemerintah memanglah ga sampe segitu, tetapi coba aja rasakan sendiri. Obat kurap aja setiap tahun naik. Ada memanglah yang harganya tetep -tetapi dengan catetan, stok lama, atau obatnya kadaluarsa. Husss !!
![]() |
| sumber gambar : sharia.co.id |
Nah, mengapa imbal hasil tabungan "letoy geboy" melawan inflasi. Terang aja, Bro. Imbal hasil tabungan cuman 4% setiap tahun. Jelas kalah melawan inflasi. Apalagi kalu ente nabungnya cuman di Celengan Semar, malah semakin "lapuk" duit ente dimakan inflasi. Yang tahun ini bisa dipake beli kambing gedhe, eh-eh, tahun depan cuman bisa dipake beli anak kambing. Jadi deh lo beli anak kambing sambil nyanyi "mana-di mana kambing gedhe kita, kambing gedhe kita kok dimakan inflasi. Cacamarica Hey-Hey ! Cacamarica Hey-Hey !"
Nah, loh ! masihlah berbikir bahwasanya menabung awal kaya ?
www.richwayout.blogspot.com (artikel investasi)

0 komentar: