Wednesday, December 23, 2015

Saham, antara Deviden dan Capital Gain

Sekarang, investasi saham sudah mulai rame, dan bahkan sudah menjadi gaya hidup di golongan investor-investor muda. Apa sih pengertian saham ? apa pula yang ingin diraih dari saham ?

Saham ialah  satuan nilai atau pembukuan dalam berbagai macam instrumen finansial yang merujuk pada bagian kepemilikan satu perusahaan. Tekhnik gampangannya, dengan membeli saham, anda turut serta menjadi pemilik perusahaan, Right ?, walaupunpun prosentase kepemilikan cuma sekian nol koma persen, yang jelas, porsi kepemilikan anda dicatat oleh lembaga pencatat. Dan jikalaulau ada RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham), anda punya hak untuk berpendapat. Tapi catet, kalo porsi kepemilikan saham kecil, kecil pula berkemungkinan pendapat ente didengar. Yang jelas RUPS pastii nyediakan makanan, lah. 

Lantas, apa yang anda cari dari saham ? yang dicari dari saham ada dua, yakni :
  1. Deviden alias bagi hasil laba.
  2. Capital gain.
Deviden ini boleh kita sederhanakan pengertian macam koperasi bagi-bagi SHU alias sisa hasil usaha, sedangkan Capital gain ialah selisih harga pada saat beli dengan harga mutakhir sekarang. Capital gain bisa menjadi capital loss jikalaulau saja nilai saham yang kita beli di masa lalu menjadi turun di masa tiba. 

Berapa sih rata-rata imbal hasil investasi di dunia per-saham-an ini ?
berdasar pengalaman, rata-rata pertahun antara 20 % imbal hasil cuma dari capital gain. Sedangkan dari Deviden, rata-rata umum perusahaan membagi deviden di kisaran 2 %, walaupunpun ada pula kasus yang membagi deviden hingga nyaris 10 % dari nilai saham saat itu. Wow ! legit benar, Bro. Mana ada yang ngasih bonus 10 % setahun untuk investasi. Deposito aja cuman 6 % (Kasus ini kasus deviden Bank Jatim (BJTM) dan Bank Jabar Banten (BJBR). 


Capture screen on : googling Deviden Bank Jatim

Hayo ! jangan cuma mikirin laba ! Pada dasarnya investasi Saham ialah investasi yang mempunyai tingkat resiko tinggi. Bukan cuma laba yang membayangi, kerugian juga menghadang jikalau perhitungan kita tak sesuai dengan pergerakan market. Yang jelas, berinvestasi saham mesti dimulai dari pengetahuan, dan pengetahuan yang cukup pastiilah akan meminimalkan resiko. Toh, tak ada pekerjaan yang tak beresiko, kan ? Tukang Pijit aja punya resiko keseleo jempol !



www.richwayout.blogspot.com (artikel investasi)

0 komentar: