Wednesday, November 12, 2014

Perekonomian Indonesia Terus Saja Tergerus Jatuh


 Dilaporkan oleh Standard Chartered Bank bahwasanya nilai fundamen  Perekonomian Indonesia Terus Saja Tergerus Jatuh

Dilaporkan oleh Standard Chartered Bank bahwasanya nilai fundamen ekonomi Indonesia terus tampak menurun. Para Investor luar negeri melihat resiko ekonomi dan politik di negeri ini terus menanjak naik.

Bank Dunia memproyeksikan perkembangan ekonomi itu berurutan sesuai revisi yang dinilai oleh Bank Dunia. Ini berlangsung serempak dengan semakin dalamnya resesi ekonomi Eropa dan terus melambatnya perekonomian dari negara-negara berkembang.

Fauzi Ichsan sebagai Managing Director and Senior Economist Standard Chartered Bank menyatakan, ini membuat persepsi dari para investor semakin menjadi negatif dikarenakan terlalu larutnya keputusan perihal rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

”Tanpa kejelasan menyangkut kebijakan energi pemerintah, subsidi BBM bakal terus membebani anggaran pemerintah dan neraca transaksi berjalan,” ujar Fauzi

Pihak Standard Chartered akan merevisi kembali proyeksi transaksi berjalan Indonesia untuk tahun 2013 menjadi 20 miliar dollar AS (sekitar -2,1 persen dari produk domestik bruto/PDB nominal) dari sebelumnya 14 miliar dollar AS (-1,5 persen dari PDB nominal). Ini terkait dengan perkiraan pemulihan harga komoditi di market internasional masihlah akan berjalan lambat, sementara sekitar 55 persen ekspor Indonesia berbasis komoditi.

Rupiah diperkirakan akan tetap tertekan sepanjang tahun ini karena resiko meningkatnya inflasi, terutama sekali karena kenaikan harga BBM. Itu berlangsung juga seiring lambatnya respons kebijakan moneter Bank Indonesia dan kekhawatiran market terhadap defisit neraca transaksi berjalan.

”Kami merevisi proyeksi nilai tukar rupiah ke Rp 9.950 per dollar AS pada akhir triwulan kedua 2013, Rp 9.900 per dollar AS pada akhir triwulan ketiga 2013, dan Rp 9.800 per dollar AS pada akhir triwulan keempat 2013,” kata Fauzi.


Dalam laporan Global Economic Prospects yang dirilis Selasa lalu, Bank Dunia menyatakan, negara-negara maju belum akan menjadi motor perkembangan ekonomi global dalam sejumlah tahun ke depan. Pertumbuhan ekonomi global diproyeksikan cuma akan tumbuh 2,2 persen atau melambat jikalau diperbandingkan dengan realisasi perkembangan ekonomi tahun lalu yang sebesar 2,3 persen. Pada awal tahun ini, Bank Dunia memproyeksikan perkembangan ekonomi global akan tumbuh sekitar 2,4 persen pada tahun 2013.

Bank Dunia mengatakankan tingkat inflasi di indonesia mesti diperhatikanlah seksama secara serius.

Di market modal, Bank Dunia melihat valuasi saham di Indonesia bersama Thailand, Laos, dan Filipina sudah terlalu tinggi. Ini tampak dari rasio harga saham dan laba perusahaan 17-21 kali. Potensi ambil untung oleh investor pun tampak.

0 komentar: