Wednesday, November 5, 2014

Inilah Alat Pengontrol BBM Bersubsidi Yang Dipasang oleh Pertamina

 BBM Bersubsidi - Saat ini PT Pertamina sedang dalam rangka pemasangan alat monitoring BBM secara berangsur-angsur di sekitar 5000 SPBU Pertamina yang rencananya akan mulai diberlaksanakan mulai Juli 2013 mentiba.Sedangkan vendor yang mensupply dan yang melaksanakan pemasangan alat ini adalah PT Inti (Industri Telekomunikasi Indonesia) yang menguasi betul cara kerja alat ini.

Hanung Budya sebagai direktur Pemasaran dan Perdagangan di PT. Pertamina mengungkapkan bahwasanya PT Inti yang ialah salah satu perusahaan BUMN itu sudah mengadakan tes terhadap alat monitoring untuk mengendalikan BBM bersubsidi tersebut di sejumlah SPBU di Jakarta dan sekitar Sukabumi yang sesuai hasil analisis alat ini terbukti ampuh dan efisien untuk dipergunakan sebagai pengendali BBM bersubsidi.


Sejak April kemarin sudah dilaksanakan proyek percontohan dengan pemasangan alat monitorin BBM tersebut di sekitar 700 SPBU di Jakarta yang rencananya akan terus dilanjutkan hingga Juli 2013 mentiba.

Hanung juga sempat mengatakankan bahwasanya pengembangan tekhnologi pada alat pengendali BBM ini mampu untuk mengontrol quota konsumsi BBM secara individu baik pada motor maupun mobil.

Secara umum alat monitoring BBM ini bekerja dengan cara mengontrol pengeluaran minyak melalui slang (nozzle) dengan bantuan alat tera. Sebagai contoh jikalau ada mobil yang termasuk mendapat minyak non subsidi, jikalau mobil tersebut mencoba mengisi dengan BBM bersubsidi maka minyak tak akan keluar dari nozzle tersebut karena nozzle dikunci dengan alat pengontrol BBM ini.

 Saat ini PT Pertamina sedang dalam rangka pemasangan  Inilah Alat Pengontrol BBM Bersubsidi Yang Dipasang oleh Pertamina


"Misalnya jikalau mobil cuma dapat jatah BBM subsidi Rp100.000 per hari dan motor Rp20.000 per hari ini, nah jikalaulau mereka sudah mengisi sesuai quota, maka secara otomatis tak bisa dapat lagi mengisi hari itu. Kalau curang maka itu akan tercatat oleh sistem sehingga bisa diketahui dengan gampang. Nanti data centernya ada di Pertamina sehingga namanya sistem Monitoring dan Pengendalian BBM PSO." Ungkap Hanung.

Di lain pihak, Karen Agustiawan sebagai Dirut Pertamina menambahkan bahwasanya langkah ini ialah wujud dan respon dari PT Pertamina dalam rangka menolong pemerintah mencari solusi atas masalah pengendalian BBM ini. Bahka Karen sendiri telah melaksanakan presentase di hadapan menko perekonomian Hatta Rajasa sejumlah waktu yang lalu.

Sebagai info tambahan yang dijelaskan oleh Hanung bahwasanya kebutuhan akan alat pengendali BBM ini adalah sebanyak 92.000 alat dikarenakan jumlah SPBU Pertamina di Indonesia adalah sebanyak 5270 unit dengan total jumlah slang sebanyak 92.000. Hanung optimis bahwasanya alat ini akan menjadi sangatlah efektif untuk mendalikan pendistribusian BBM bersubsidi di masyarakat kita.

0 komentar: