Thursday, November 13, 2014

Asing Berkuasa Perekonomian Indonesia Memprihatinkan

Para kelangan pengamat ekonomi menganggap bahwasanya  Asing Berkuasa Perekonomian Indonesia Memprihatinkan
Para kelangan pengamat ekonomi menganggap bahwasanya perkembangan ekonomi semakin banyak didominasi oleh pihak asing. Seperti yang disebut oleh Aswandi Asan sebagai Sekretaris Indonesia Islamic Business Forum di sela waktu istirahat ketika mengadakan SPKBEK (Seminar Pengembangan Kewirausahaan Berbasis Ekonomi Kreatif) yang dilaksanakan di Universitas Slamet Riyadi, Solo pada hari Sabtu (15/6), ia mengambarkan perihal sejumlah potensi ekonomi Indonesia yang sekarang ini telah dipegang oleh tangan asing.


Dia memaparkan perihal potensi-potensi ekonomi yang telah diambil alih oleh pihak asing. Seperti 92% produk tekhnologi yang kini juga dikuasai asing, 80% market tekstil yang dikuasai asing juga, 80% market obat-obatan yang juga masihlah dikuasai asing dan juga kini dimarket Cipinang sudah tak ada lagi produk beras lokal

Menurut penilaiannya ekonomi Indonesia sudah tak lagi mempunyai daya saing, ini terbukti dengan data pada tahun 2005 di mana ada sekitar 429 perusahaan tekstil Indonesia kolaps, 200 perusahaan industri merugi dan pada tahun 2010 berlangsung defisit perdagangan Indonesia dengan China yang mencapai nilai fantastis yakni 53 triliun rupiah.

Di market minuman menurut Aswandi ada sekitar 40000 outlet minuman Indonesia dan 40% sukses dikuasai oleh pihak asing sebagai penjual market minuman ringan di Indonesia. Selain itu 93% market air minum dalam kemasan (AMDK) telah dikuasai oleh pihak asing juga. Di sektor susu, pihak asing juga telah mempunyai sebesar 80% petani susu lokal juga menguasai setengah dari market susu di Indonesia. Ini sangatlah merugikan Indonesia yang di mana total nilai transaksi pertahun dari susu saja bisa mencapai nilai lebih dari 200 triliun rupiah.

"bersama keadaan begini maka semestinya Indonesia membangun jiwa-jiwa entrepreneurship supaya bisa merdeka dari mendominasinya pihak asing" ujar Aswandi.

Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Sri Edi Swasono juga mengatakankan perihal pembangunan yang saat ini berlangsung di Indonesia. Menurutnya tibanya mal, ritel modern dan juga berbagai macam macam restoran cepat saji yang jelas-jelas itu milik pihak asing, ini diartikan oleh sebagaian orang adalah pembangunan itu sendiri. Karena menurutnya, ini cuma akan membikin orang miskin menjadi semakin tergusur dikarenakan pembangunan tersebut.

Dia menambahkan bahwasanyasanya masalah globalisasi kini telah disamakan dengan naiknya hidup yang konsumtif . "Satu kesan yang sangatlah kuat kita rasakan adalah banyaknya penguasa daerah mereduksi arti pembangunan menjadi cuma sebagai dengan tibanya mal, supermarket lengkap dengan brand-brand berbahasa asing. Edi juga menambahkan perihal keprihatinannya perihal aksi borong besar-besaran tanah penduduk dikarenakan oleh investasi asing

0 komentar: