Thursday, November 20, 2014

Berita Ekonomi : Dampak Kenaikan BBM Terhadap Perindustrian Hanya Kecil


Dampak Kenaikan BBM - Seperti yang disebut oleh Menteri Perindustrian RI MS Hidayat. dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) terhadap industri sebesar 1,2 persen dalam penambahan ongkos produksi.

"Ini Sudah dihitung dampak akan kenaikan harga BBM terhadap semua factor industri yakni ada penambahan biaya produksi sebesar 1,2 persen," ujar MS Hidayat saat ditemui selesai penyaluran BLSM di Kantor Pos cabang Tegal Alur, Jakarta, Sabtu (22/6).

Menurut dia juga, dampak atas kenaikan harga BBM terhadap  perindustrian tak terlalu menonjol ini dikarenakan sektor industri memanglah mempergunakan BBM yang notabene tak bersubsidi.

"Pemerintah mau tak mau mesti menaikkan harga BBM untuk mengurangi subsidi, dengan pengurangan tersebut maka kita bisa saving Rp90 triliun dan sehingga bisa menyelamatkan APBN kita," ujarnya

Selain itu, ia mengatakankan, pengurangan akan subsidi tersebut untuk pemerataan kesejahteraan kepada kelompok masyarakat yang lebih berhak karena selama ini subsidi BBM tak pas sasaran.

"Subsidi BBM khan selama ini banyak dinikmati kelompok masyarakat menengah ke atas," ujar dia.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Ansari pati Bukhari optimis bahwasanya target perkembangan industri pada tahun ini sebesar 6,5 persen dapat tercapai.

"Saya tetap optimis target perkembangan industri kita dapat tercapai," kata dia.

Sebelumnya, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengoreksi target perkembangan industri 2013 dari sebesar 7,14 persen menjadi 6,5 persen karena berbagai macam factor seperti suku bunga yang kurang kondusif dan nilai tukar rupiah yang melemah.

"Saya masihlah optimistis dengan ini, tetapi dengan sejumlah menteri ekonomi lain kita sudah setuju memutuskan angka 6,5 persen," kata Menteri Perindustrian (Menperin) MS Hidayat di Jakarta, Rabu (22/5).

Menperin mengungkapkan hal itu di sela rapat kerja Kemenperin dengan pemerintah daerah tahun 2013 yang bertema Hilirisasi Industri Dalam Rangka Mencapai Target Pertumbuhan Industri Nasional.

Menurut dia, koreksi tersebut didasarkan atas sejumlah hal yakni adanya sejumlah kendala menyangkut regulasi, tingkat efisiensi yang belum sesuai harapan, suku bunga yang kurang kondusif dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang melemah.

Dia menambahkan pihaknya saat ini tengah mendorong upaya hilirisasi mineral. Saat ini bidang agroindustri seperti kelapa sawit dan kakao sudah sukses melaksanakan hilirisasi. Sementara untuk karet saat ini masihlah dalam proses.

Berkaitan dengan turunnya target perkembangan industri, pihaknya saat ini terus melaksanakan koordinasi dengan sejumlah menteri ekonomi untuk menangani kendala-kendala yang bisa menghambat perkembangan industri.

"Yang sedang kita upayakan yakni hilirisasi mineral," ujarnya.

0 komentar: