Thursday, December 18, 2014

Resiko Investasi Yang Tidak Penuh Resiko

Segala sesuatu dari perjalanan hidup memanglah mempunyai resiko termasuk resiko investasi. Tidak ada hidup yang tanpa resiko. Bila memanglah kamu berkemauan hidup 100 tahun lagi, berarti ada berbagai macam resiko yang mesti dihadapi yang salah satunya adalah resiko keadaan hari tua. Begitu juga dalam hal investasi, pastii ada saja resiko. Mustahil tak ada 100% bebas resiko. Itu artinya, kamu tak perlu memikirkan bagaimana semestinya memilih investasi yang tak ada resikonya namun lebih kepada bagaimana resiko yang ada dalam investasi tak penuh resiko.

Segala sesuatu dari perjalanan hidup memanglah mempunyai resiko termasuk  Resiko Investasi Yang Tidak Penuh Resiko

Seperti halnya perjalanan mobil, kamu menyetir dengan berhati-hati supaya tak berlangsung resiko kecelakaan. Bila memanglah terlalu khawatir terkena resiko kecelakaan maka kamu tak perlu melaksanakan perjalanan dengan mempergunakan kendaraan mobil. Itu artinya, kamu tak pernah pergi jauh. Betul? Begitu juga dalam perjalanan kendaraan investasi seperti dalam investasi emas, maka kamu akan melaksanakannya dengan penuh perencanaan yang matang demi meminimalisir resikonya. Bila memanglah takut berinvestasi di dalam emas, maka kamu tak perlu melaksanakannya. Itu artinya, kamu tak pernah merasakan perjalanannya.

Semua perjalanan hidup termasuk dalam menjalankan satu investasi mempunyai resiko. Namun tak semua yang mempunyai resiko betul-betul penuh resiko. Orang yang memanglah bisa mengendarai mobil di jalan raya dengan baik jauh lebih kecil resikonya daripada orang yang baru belajar mengendarai mobil di jalan raya. Kecil besarnya satu resiko investasi, bergantung individiu yang melaksanakannya. Semakin pintar dalam menjalankan investasi properti, sebutkanlah begitu, maka semakin kecil resiko yang dilaksanakan untuk menjalankan investasi dalam properti.

Berikut ada sejumlah hal yang membikin investasi tak penuh resiko. Tentunya, supaya kamu bisa menjalankan dunia investasi dengan skill, pengetahuan, perencanaan yang matang sebesar resiko di dalam menjalankan investasinya.

Harus Terlatih Sejak Dini Mengenai Dunia Investasi

Ketika kamu menghendaki satu bisnis dijadikan lahan investasinya alias investasi di bisnis, tentu saja terlebih dulu mesti belajar dan praktek kecil-kecilan bagaimana membangun satu bisnis bersistem alias “startups”. Berawal dari memahami sistem bisnis kelas kecil, kamu bisa merencanakan pengerjaan sistem bisnis untuk kelas besar. Tentunya, dalam segi membangun tim, membikin manajemen bisnis, strategi target pencapaian, dan hal lainnya mesti kamu pelajari sampai matang. Inilah suatu cara untuk meminimalisir resiko dalam menjalankan investasi bisnis.

Ketika kamu diwarisi satu perusahaan orang tuanya, apa yang akan kamu laksanakan ketika belum matang dalam hal dunia bisnis? Tentunya, investasi bisnis yang dibangun orang tuanya dengan susah-payah, hancur sekejap mata akibat diurus oleh kamu yang belum matang dalam hal dunia bisnis. Itu artinya, kamu menjaga investasi orang tuanya memanglah betul-betul penuh resiko.

Tidak Mengambil Investasi Yang Di Luar Kendali Investor

Ketika bermain investasi saham, ada dua cara yang akan dilaksanakannya. Bisa dilaksanakan dengan cara dari dalam dan ada yang dari luar.

Investasi saham dari dalam, bisa dilaksanakan melalui persyaratan sebagai investor ungulan sehingga si investor bisa mengakses banyak info yang ada diperusahaan terutama sekali dalam hal keuangan. bersama mengetahui potensi keuangan dan mengaitkan pada manajemennya, bila rupanya bagus maka si investor akan sukarela berinvestasi saham dari dalam perusahaan. Hal itu dilaksanakan untuk mendapatkan kendali investasi yang memanglah kuat. Resiko yang dihasilkan akan kecil diperbandingkan laba yang akan didapatkankannya.

Berbeda bila melaksanakan investasi saham dari luar, yakni lewat jalur investasi reksadana atau langsung bermain di market saham (Bursa Efek Indonesia), maka sebagai seorang investor tak mempunyai kontrol atas investasi yang dilaksanakannya. Seorang investor cuma menjadi pengamat dalam hal mengamati pergerakan harga saham. Memang ada kontrol diri untuk mengetahui kapankah mesti jual dan kapankah mesti beli, namun kekuatan kontrol dirinya memanglah kecil diperbandingkan kontrol diri yang dilaksanakan investor dari dalam perusahaan.

0 komentar: